Viral, Misteri Kehadiran Harimau Jawa Di Gunung Ciremai



Harimau Jawa 

Kuningan – Walau faksi Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta International Union For Conservation Of Nature And Alami Sumber (IUCN) setuju mengatakan jika harimau Jawa, atau harimau Sunda (Panthera tigris sondaica) sudah punah semenjak tahun 1980-an, tapi warga masih yakini bila binatang yang disamakan dengan penguasa ranah Pajajaran yaitu Prabu Siliwangi itu masih hidup di bumi Jawa, salah satunya di lokasi rimba gunung Ciremai.

Penolakan pada pengakuan punahnya subspesies harimau endemik, atau fauna oriental yang penyebarannya cuma berada di barat garis wallace, atau cuma di pulau Sumatra, Jawa, Bali, serta terutamanya untuk Panthera tigris sondaica cuma di pulau Jawa ini muncul dari beberapa golongan, dari mulai warga yang berada tinggal di sekitar rimba, sampai beberapa penggemar alam, khususnya pendaki gunung.

Seperti diutarakan Sofyan dari perhimpunan Sanggabuana, jika keterkaitan beberapa penggemar alam dalam pencarian jejak si raja rimba ranah Jawa semenjak dua dekade ini banyak temukan bukti serta memperoleh info jika Harimau Jawa dipercaya masih ada, salah satunya kesaksian dari masyarakat di seputar rimba Taman Nasional Meru Betiri (TMNB), serta Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Sofyan, yang adalah pembina dalam Ekspedisi Penggemar Alam Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) jadi salah satunya habitat rimba di Pulau Jawa pada pertengahan tahun 2018 lantas ini mengatakan, banyak babak penemuan morfometri sisa kegiatan didapat sepanjang dua dekade itu.

“Tak cuma berdasar info, tapi banyak juga bukti di lapangan yang menguatkan terdapatnya jejak Harimau Jawa, baik dari jejak kaki, kotoran, goresan sisa cakaran, rambut, suara, serta yang lain jadi tanda bukti, yang tidak cuma datang dari photo serta video semata-mata,” papar Sofyan, seperti dikutip Tribun Jogja pada Maret 2018 yang lalu.

Begitupun yang berlangsung di daerah rimba gunung Ciremai, kesaksian salah seorang pendaki yang akui lihat Harimau di jalan bebatuan arah jalan Palutungan waktu dianya turun dari Pos 5, persisnya di simpang Apuy – Palutungan, pada awal tahun 2019 seolah mematahkan opini beberapa pakar jika Maung belang penghuni gunung paling tinggi di Jawa Barat itu sudah punah.

Lantas, Kristianto (54), salah seorang pertapa asal Kabupaten Karanganyar, Jateng menjelaskan, di tahun 2014 waktu dianya lakukan pengembaraan sepanjang 38 hari di lokasi pucuk gunung Ciremai, waktu turun berkali-kali lihat persis seekor Harimau lewat seputar 20 mtr. dari tempat dianya ada.

“Saya percaya sekali yang saya lihat seringkali itu bukan Macan Kumbang atau Tutul, tapi Harimau dengan bulu kelihatan jelas belang hitam serta kuning, lha wong jarak pandang saya ke binatang itu dekat, cuma seputar 20 meteran saja,” katanya.

Kepercayaan masih terdapatnya Harimau Jawa di lokasi gunung Ciremai disadari aktivis Perduli Karnivor Jawa Didik Raharyono, dan memiliki pendapat, jika banyak info ilmiah bisa dibaca atas penemuan spesimen ini, hingga meskipun telah dipandang punah, usaha mengendus keberadaan Harimau Jawa tetap mengantar buat tersingkapnya tabir pengetahuan baru.

Didik yang sempat merasakan sedih pada Steidensticker & Soejono sebab lepas memberikan gunung Ciremai jadi habitat Harimau Jawa dalam bukunya The Javan Tiger and The Meru Betiri Reserve yang dicatat pada tahun 1976 itu serta sempat membuat artikel mengenai Harimau Jawa dari gunung Ciremai pada di tahun 2010, dimana dengan semua pengetahuan serta pengalaman yang dipunyainya, dalam artikelnya Didik mengatakan dianya yakini Harimau Jawa masih ada.

Tidak itu saja, Didik sempat juga diantar Deddy Kermit dari Petakala Grage (PG) untuk menemui specimen kepala harimau Jawa dari gunung Ciremai. Serta, pada 27 Maret 2019 dianya sempat juga mempublikasikan gambar Harimau Jawa yang ia temukan dari seorang photografer yang sukses mengabadikannya di ruang lokasi rimba Jati, pada account instagram milliknya.

Sesaat faksi Tubuh Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) pun tidak menolak, bila faksinya sampai sekarang seringkali memperoleh info dari warga, sekitar penampakan Harimau Jawa di ruang rimba gunung Ciremai.

Tetapi mereka belum dapat pastikan kebenarannya, sebab tidak ada data, dan bukti-bukti penemuan sulit untuk diverifikasi, hingga menurut mereka benar-benar susah untuk mengutarakan keberadaannya. Selain itu, semenjak gunung Ciremai jadi taman nasional pada 2004 sampai saat ini, walau BTNGC teratur lakukan identifikasi serta inventarisasi flora serta fauna lewat penilaian langsung, atau camera trap, tapi hasilnya masih nihil dalam ungkap kehadiran Harimau Jawa di gunung Ciremai.