Viral! Kisah Mistis Pemuda Asal Gunungkidul Mudik Naik Sepeda dari Bekasi

Semarang - Sandi Setiawan mudik ke Yogyakarta, persisnya ke Semin Gunungkidul dengan bersepeda dari Bekasi sepanjang 4 hari, 8-12 Juni 2018. Nyatanya, bujangan ini telah lakukan mudik bersepeda semenjak 2015. Sepanjang tiga tahun lakukan mudik, sandi banyak pengalaman.

Waktu didapati KRJogja.com, di rumah tinggalnya di Semin, Gunungkidul Sandi banyak menceritakan. Sepanjang hampir satu minggu diperjalanan banyak pengalaman yang Sandi temukan.

Pengalaman ini tentu saja tidak dia temukan saat cuma mudik dengan sepeda motor seperti umumnya. Sekalian mengingat-ingat kenangannya sepanjang perjalanan mudik dia mengatakan "Mudik di jalan gunakan sepeda itu nikmat".



Diajak Berfoto dan Dibawakan Bekal Makanan 


Kesenangan itu sebab beberapa orang yang menyambutnya ramah serta benar-benar ketertarikan. Sering Sandi disuruh untuk berhenti sebab warga yang ingin berpose atau memberi bekal makanan serta bingkisan.

Sandi merasakan dengan mendapatkan sambutan yang baik serta dapat juga menghibur pemudik yang lain dengan sepedanya yang pancarkan sinar kelap kelip. Disamping itu saat diperjalanan dia dapat berjumpa dengan beberapa orang khususnya beberapa "goweser" ( panggilan buat penggemar sepeda) yang terhimpun dalam komune sepeda atau masyarakat sekampung halamannya.

Dengan berjumpa mereka Sandi dapat merajut bersilahturahmi hingga memperluas tali persaudaraan. "Ini yang membuat saya suka sampai mudik gunakan sepeda 3x, sebab jika gunakan motor tentu cuma jalan terus saja," papar Sandi. Dia akui suka sebab dapat berhubungan dengan beberapa orang serta rasakan share.

Disamping itu mengalahkan medan yang naik serta tidak gampang jadi rintangan untuk Sandi. Buat dianya selamat melalui tanjakan seperti tanjakan Gombel, Bawen di Semarang, serta Gunungkidul jadi kenikmatan tertentu. Jalan yang jauh bukan hal yang sepele buatnya.

Tulisan "Mudik Enjoy Bekasi -> Gunungkidul" yang dia letakan di sepedanya jadi motivasi tertentu buat Sandi saat mulai merasakan kurang semangat. Ditambah lagi suport serta semangat dari beberapa orang membuat dianya makin santer mengayuh sepedanya ke arah kampung halamannya.

Cuma satu yang membuat Sandi merasakan kurang, dia merasakan kesepian serta jemu waktu naik sepeda dengan jarak sejauh itu. Tidak ada rekan bicara hingga sering dianya menghibur diri dengan memutar musik lewat handphonenya atau bernyanyi-nyanyi sendiri di jalan.

Alami Insiden Mistis 


Panggilan orang saat di jalan walau sekedar hanya suara klakson jadi benar-benar bermakna buat Sandi sebab dia jadi seperti ada temannya. Dia terkadang merasakan takut saat melalui jalan yang sepi. Sandi takut bila ada orang jahat atau kejadian-kejadian aneh.

Dia jadi ingat insiden mistis serta seram yang sempat dia alami waktu mudik dengan sepeda pada tahun 2016. Waktu itu, pada larut malam sepedanya mendadak los atau terlepas rantai dalam tempat yang gelap serta sepi.

Dia lantas melihat kanan serta kiri serta merasakan banyak bunga kamboja putih di sekelilingnya. Nyatanya dianya berhenti pas di muka kuburan.

Sandi sempat bingung sebab sepedanya belum pernah terlepas rantai awalnya. Pada akhirnya dengan perasaan takut, Sandi membetulkan sepedanya serta masih meneruskan perjalanan.