Sesudah Desa Penari, Ada Cerita Nyata KKN di Sukabumi



Kuliah Kerja Nyata atau yang seringkali disebutkan dengan KKN adalah bentuk dedikasi pada warga oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan serta sektoral pada saat serta wilayah khusus di Indonesia. KKN mistis seringkali berlangsung, lebih ada cerita riil KKN di Desa Penari yang terakhir viral di sosial media.

Cerita mistis waktu KKN juga biasa berlangsung di beberapa tempat yang terpencil. Khususnya buat mahasiswa dari kota-kota besar yang mempunyai pola hidup tidak sama dengan warga pelosok. Seperti yang dirasakan oleh Mawar (nama disamarkan) yang pernah lakukan pekerjaan KKN di satu desa di wilayah Sukabumi. Terdapat beberapa insiden mistis yang dirasakan oleh kelompoknya. Lebih di kelompoknya ada satu anak indigo.

Mawar sudah mempunyai perasaan cemas serta gundah pertama kalinya datang di dalam rumah yang akan ditempati oleh kelompoknya. Bukan lantaran bangunannya yang kurang rapi atau tempat tinggalnya yang kotor, tapi aura mistis yang jelas ini yang membuat dianya malas untuk ikuti pekerjaan KKN.

Mawar yang melakukan pekerjaan pekerjaan KKN sepanjang sebulan penuh menyalahkan masalah kondisi kamar mandi di dalam rumah itu. Ada dua kamar mandi, satu dengan keramik biru serta satunya masih dari semen tanpa ada atap.

Tapi kamar mandi yang telah berkeramik biru itu tidak dapat dipakai, hingga cuma satu kamar mandi yang dapat mereka pakai serta harus ikhlas mengantre lebih lama. Saat malam hari, Mawar yang telah merasakan kecapekan juga terlelap dalam tidur. Tetapi waktu larut malam salah satunya temannya yang namanya Azizah berteriak dengan mata terbelalak sekeras-kerasnya. Azizah yang kesurupan itu langsung membuat rekan-rekan sekelilingnya ketakutan dan turut berteriak.

"Sebetulnya saya ngakak sich cocok beberapa anak justru pada teriak. Sebab kita betul-betul tidak tahu harus ngapain," tutur Mawar seperti yang dikutip Okezone.

Beruntungnya Azizah bisa disadarkan sebab salah satunya anggota kelompoknya yang namanya Ramadhan adalah anak dari seorang kyai. Ramadhan langsung mengontak ayahnya serta ayahnya membacakan doa-doa lewat telephone yang didekatkan ke telinga Azizah.

Sesudah insiden kesurupan itu kebanyakan orang bergabung di ruangan tengah serta sama-sama memperingatkan supaya tidak pergi sendirian. Tetapi Azizah pergi ke kamar mandi sendirian serta dianya kesurupan sampai tidak sadarkan diri. Sesudah sadar Azizah bercerita jika dianya sudah lihat makhluk yang besar sekali dengan kaki berbulu lebat.

Ada beberapa hal ganjil yang dirasakan oleh Mawar serta teman-temannya. Diantaranya ialah paku-paku yang berantakan di lantai. Meskipun rekan laki-lakinya telah buang paku-paku itu, anehnya esok harinya paku-paku itu kembali berantakan entahlah darimanakah datangnya. Dalam satu malam dianya terjaga dari tidur, nyatanya temannya yang namanya Icha terjaga, mereka juga terlibat percakapan serta saling terjaga sebab dengar suara orang mencangkul.

"Rajin sekali ya orang sini tengah malem gini masih macul (mencangkul-Red)," Kata Mawar pada Icha.

Tanpa ada berpikir panjang mereka juga meneruskan tidur kembali. Esok paginya mereka bercerita hal itu pada lainnya. Tapi tidak seorangpun dengar suara cangkul itu terkecuali Mawar serta Icha.

Sebab dihantui rasa ingin tahu, mereka berkunjung ke kebun, sumber suara cangkul itu terdengar. Nyatanya kebun itu masih amburadul, jadi mereka berpikir jika tidak mungkin jika tadi malam itu betul-betul ada orang yang mencangkul.

Ada suara kakek-kakek sampai tawa kuntilanak

Insiden yang lain dirasakan Mawar saat mendapatkan giliran pekerjaan untuk membersihkan piring. Dia menyetel musik dengan volume paling keras untuk menyingkirkan rasa jemu. Tapi Mawar seringkali dengar ada suara kakek-kakek berdehem.

"Awalannya saya cuekin, tetapi kakek-kakek itu terus ngomong 'ehem' saya sudah coba nengok seringkali tetep tidak ada orang. Pada akhirnya saya lari ngibrit lah ke kamar," terangnya.

Beberapa waktu sebelum KKN selesai, barisan Mawar diundang oleh kepala dusun untuk hadir rayakan malam Maulid Nabi saat malam hari.

Diceritakan, Mawar dengan 7 orang temannya yang sewa angkot sebab tempat KKN memang cukup jauh dari rumah tempat barisan Mawar tinggal. Sebab medan tempat dusun tidak bisa dicapai oleh angkot, karena itu mereka harus berjalan kaki untuk sampai ke acara itu.

"Awalannya cocok kami turun dari angkot abang-abangnya sudah katakan 'hati-hati Neng, banyak insiden ganjil di sini', nyatanya cocok baru saja kami tempuh beberapa mtr. perjalanan, terdengar suara kuntilanak cekikikan, kami juga langsung berpegangan keduanya. Sebab medan benar-benar curam jadi tidak kemungkinan sekali kami lari, dapat celaka kelak," kata Mawar.

Di desa itu memang tidak ada orang yang melakukan aktivitas di luar rumah saat malam hari. Waktu Maghrib datang, memang tidak kegiatan di luar rumah .

"Bukan hanya sebab beberapa hal yang bau mistis, tetapi memang prasarana disana memang minim, penerangan jalan umum juga kurang mencukupi, jadi kata masyarakat disana jika telah Maghrib jangan pergi ke luar rumah," jelas Mawar.

KKN mengajari beberapa hal, bagaimanakah cara kita bercampur dengan warga baru, bagaimana mahasiswa bisa mengimplementasikan ilmunya di dunia yang lebih luas, dan menangani kemanjaan masyarakat kota yang kehidupannya serba gampang sebab sarana yang ada.