Lakukan perjalanan pada malam hari dengan transportasi umum memang membuat beberapa orang bertambah nyaman. Tetapi Anda harus juga siaga, tidak cuma pikirkan keselamatan dengan beberapa doa, bukannya Anda dapat satu bis hantu. Hii, seram!
Narasi seram itu pernah dirasakan langsung oleh Winarsih di 1990-an. Buruh pabrik roti di Surabaya itu pernah satu bis bersama hantu pocong. Bagaimana kisahnya?
Wanita asal Banyuwangi ini tidak menduga dapat menumpangi bis hantu. Saat itu dianya akan lakukan perjalanan malam dari Banyuwangi ke Surabaya.
Malam hari cuaca hujan lebat, yang membuat harus menanti bis 30 menit di tepi rimba yang sepi. Insiden itu kira-kira jam 20.30 WIB. Walau sebenarnya keluarganya sempat melarang ia pergi sebab Jumat legi. Berdasar keyakinan orang Jawa, hari itu dipandang keramat.
Tidak lama bis hadir serta Winarsih mencegat. Waktu masuk ke bis ia tidak berprasangka buruk jika penumpang yang lain cuma makhluk gaib. Winarsih sempat bingung cari tempat kosong, sesaat penumpang yang lain di rasa sepi terdiam, sebab capek di perjalanan.
Winarsih cuma lihat semua penumpang bis hantu tutupi tubuhnya dengan kain putih. Ia serta duduk sendiri di sepasang kursi kosong dibagian tengah.
Datanglah seorang kondektur bis yang minta uang karcis sebesar Rp3 ribu. Anehnya, kondektur bis itu tidak ingin memandangi muka Winarsih. Ia cuma tercengang merasai situasi horor di bis, tetapi tidak sadar.
Besok paginya, bis yang ditumpangi Winarsih itu datang di Terminal Purabaya atau tidak asing disebutkan Bungurasih. Anehnya , bis itu tidak masuk ke jalan trayek terminal.
Namun bis berhantu itu berhenti di muka gerbang, dekat pos satpam. Winarsih turun dengan santainya tanpa rasa deg-degan.
Ia juga disoraki satpam yang ketakutan serta lari gemerar, sekaligus juga diberi pertanyaan langsung. "Mbak, kenapa penumpang bisnya kok seperti pocongan semua?," bertanya satpam.
Masih dengan ekspresi biasa, Winarsih langsung melihat mengarah bus warna putih itu. Ia baru sadar jika rupanya tadi malam bersama dengan hantu pocong. Semua memandangi saya dengan mata melotot, pada akhirnya Winarsih tidak sadarkan diri.
Kemudian, Winarsih dibawa ke satu ruang untuk disadarkan kembali. Diberi juga air putih jampi-jampi, dan dihujani beberapa pertanyaan oleh beberapa orang seputar.
Sesudah sadar, Winarsih lihat arloji yang memperlihatkan jam 21.05 WIB. Walau sebenarnya ia mulai memakai bus itu di Banyuwangi pada jam 21.00 WIB, tapi datang di Surabaya pada jam 21.05 WIB. Cuma lima menit perjalanan, tetapi rasa-rasanya bis itu meluncur kencang seperti biasa.
Waktu itu Winarsih mengecek karcis yang diberi oleh kondektur bis hantu. Di karcis tercatat nama bis bekerja pada tahun 1965, yang diikuti dengan nomor polisi kendaraan.
Bis itu rupanya alami kecelakaan, masuk ke jurang saat malam hari dalam suatu rimba di Banyuwangi. Semua penumpang serta awak bis wafat, lantas jadi hantu pocong gentayangan. Hi, seram sekali kan?