Cerita Horor Desa Gondo Mayit SimpleMan, Tidak Kalah Serem dari KKN Desa Penari



Siapa sich yang tidak tahu cerita KKN Desa Penari? Cerita misteri yang viral beberapa waktu lantas ini mengundang keseruan yang mengagumkan sebab disebut jadi cerita riil. Cerita yang dicatat oleh account Simpleman di Twitter ini juga akan diangkat jadi film.

Tetapi Simpleman memang penulis cerita misteri yang cukup produktif. Sesudah cerita setelah itu Sewu Dino yang cukup menakutkan, ada cerita berjudul ‘Desa Gondo Mayit’ yang cukup mengambil alih perhatian netizen. Kesempatan ini chk ingin merangkum cerita misteri yang satu ini agar kamu gampang untuk memahaminya. Yuk baca saja ya. Tidak kalah serem dong sama KKN Desa Penari.

“Deso gila!!” (Desa Edan) kata mas Damar, matanya masih memandang kesana-kemari seakan momen itu membekas di ingatannya.

“Edan yo opo?” (Edan bagaimana?) gw menanyakan. Ingin tahu.

“yo opo tidak gila, bendino onok ae sing mati. Nek tidak mati, jarene tondo balak”

(Bagaimana tidak edan, tiap hari terus-terusan ada orang yang mati, jika tidak ada yang mati, tuturnya malah mengundang bencana)

Ceritanya ada dua pendaki yang sedang cari jalan pendakian baru untuk pekerjaan Mapala. Mereka berdua naik gunung tetapi petugasnya tidak ada

Dua pemuda namanya Erik serta Damar yang adalah mahasiswa penggemar alam (Mapala) melakukan pendakian untuk ke satu gunung di Jawa Timur, maksudnya mendaki ke Alas T. Mereka hanya mendaki berdua sebab lainnya repot UTS. Tetapi di pos pengamanan tidak ada orang. Mereka lantas berinsiatif tinggalkan KTP supaya petugas tahu jika ada orang naik ke atas.

Mereka lantas naik saat malam hari, persisnya jam 8 malam. Tidak ada orang yang naik sebab memang jalan ini bukanlah pendakian sah. Saat malam semakin larut perasaan mereka tidak enak. Erik dengar suara ayam serta berbau bunga kamboja. Itu tanda-tanda mereka sedang diikuti kuntilanak. Serta benar saja, Erik lihat figur kuntilanak dibalik semak-semak. Kuntilanak itu kepala terlihat tergedek ke kiri serta kanan seperti ingin jatuh. Damar tidak lihat sebab waktu itu dia izin kencing.

Sekembalinya dari kencing, Damar serta Erik meneruskan perjalanan. Ditengah-tengah jalan mereka melihat iringan masyarakat ingin mengubur jenazah atau mayit

Mereka bingung sebab rasa-rasanya berputar dalam tempat yang sama. Lantas ada suara ramai-ramai masyarakat yang sedang menggotong jenazah. Mereka bingung mengapa di rimba ada yang ingin menguburkan jenazah? Lantas Damar merasakan kesakitan sebab testisnya mendadak jadi membesar serta sakit rasa-rasanya. Saat itu ada nenek-nenek yang hadir lantas menolong Damar. Nenek itu ajak Damar serta Erik ke tempat tinggalnya yang tidak jauh dari sana. Mereka bingung, memangnya di rimba di atas gunung ini ada perkampungan?

Mereka betul-betul sampai di kampung. Penduduknya tidak banyak. Saat sampai di dalam rumah si nenek, Damar lantas diobati oleh nenek itu hingga perlahan-lahan menyusut sakitnya. Si nenek katakan jika si penunggu sungai geram sebab dikencingin lantas mengerjai kemaluan Damar. Tidak berapakah lama, nyatanya ada orang wafat serta akan disemayamkan. Erik disuruh si nenek untuk turut ke kuburan. Tetapi saat sampai disana beberapa orang mukanya sumringah bukanlah susah. Erik merasakan ganjil sebab masyarakat desa malah menari-nari serta membunyikan gamelan. Anehnya jenazah anak kecil itu matanya masih terbuka. Sebelum dikubur tali pocongnya pun tidak dibuka.

Di lain sisi, Damar temukan beberapa kain kafan di dalam rumah si nenek. Mendadak ada figur menyeramkan yang hadir

Erik selekasnya kembali pada rumah serta siap-siap pergi dari desa itu. Ini desa yang aneh. Tetapi di dalam rumah si nenek, Damar menggenggam kotak yang nyatanya didalamnya kain kafan. Saat dia ambil satu, mendadak ada figur pocong dengan muka menyeramkan di depannya. Dia ketakutan tetapi waktu berjalan benar-benar lamban. Si nenek lantas hadir serta memaki Damar sebab buka kotak itu.

Erik yang selanjutnya hadir lantas ajak Damar kabur dari rumah itu. Si nenek tidak terima sebab siapa saja yang masuk desa itu harus mati. Itu desa Gondo Mayit. Kabur ke belakang rumah, nyatanya ada sosok-sosok yang melihat dari pohon-pohon. Nyatanya ada beberapa puluh pocong di sekitar mereka. Langsung Erik serta Damar kabur lari tunggang langgang, sesaat pocong-pocong ini memburu mereka berdua. Si nenek mengejarnya sekalian merayap. Tetapi makin mereka lari malah mencium aroma bunga kamboja dimana itu ialah aroma kuntilanak barusan. Ngeri sekali kan?

Ingin tahu pada akhirnya bagaimana? Kamu dapat baca sendiri nih kelanjutannya di thread Simpleman di link ini agar lebih kerasa horornya. Kamu butuh membacanya dari pertama agar tahu keseluruhnya ceritanya. Hehehe.