Viral! Pendaki Gunung Ijen, "Jangan Takabur dengan Alam."

Yang butuh diingat serta dicatat, dari cerita pengalaman dua pelajar tersesat dalam mendaki gunung Ijen, salah satunya tidak asal-asalan orang, harus dapat sehat rohani dan jasmani, serta jangan menyepelekan, ditambah lagi congkak waktu pendakian berjalan.

Narasi misteri di Gunung Ijen, sedikit terkuak, sesudah dua pendaki tersesat dalam pendakian. Cerita dua remaja ini, akan jadi masa lalu serta trauma tertentu buat David Kurniawan (21) serta Selvi Ani (17) seorang pelajar SMK Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, Banyuwangi, asal Dusun Krajan Wetan, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Banyuwangi.



Awalnya ke dua pendaki itu sudah diketemukan di seputar bendungan titik lima Kawah Ijen. Waktu diketemukan, keadaan keduanya lemas. Sebab kecapekan, terus berjalan cari arah jalan pulang.

Keduanya mulai disampaikan hilang semenjak Selasa (19/6/2018). Sepanjang 24 jam tersesat, dua orang ini akui telah 3x masuk rimba, serta menginap dalam suatu goa. Pada KABARRAKYAT.ID keduanya menceritakan, mereka seringkali minta tolong dengan berteriak sekuat tenaganya. Dia mulai mendaki bersama dengan 16 temannya dari Pos Paltuding ke arah kawah Ijen seputar jam 01.00 WIB pagi hari

“Saya masuk rimba turun naik jurang telah ada 3x serta sempat menginap di goa, kami berteriak, tetapi tidak ada seseorang juga yang dengar pekikan kami,” tutur Selvi Ani

Keduanya sempat juga mendaki bukit yang curam, serta di sekelilingnya kelihatan lembah jurang yang benar-benar dalam, serta dia akui berkemauan untuk ikuti saluran sungai pada tempat itu dengan panorama tebing yang benar-benar terjal supaya bisa cepat temukan jalan ke arah Paltuding.

Ternak Masyarakat Mati Misterius
Emane Rek! Situs Tondowongso di Kediri Tidak terurus
“Kami sempat telusuri sungai di seputar lokasi Ijen supaya bisa temukan jalan ke arah Paltuding, sebab kecapekan kami putuskan istirahat di rimba,” papar David

Anehnya waktu team kombinasi lakukan penyisiran dalam tempat ditemukannya. Dengan berteriak teriak menyebut ke-2 nama korban sampil menyalakan lampu penerangan. Tetapi keduanya tidak benar-benar mendengarnya dan memandangnya.

Kemudian sebab tidak mempunyai alat penerangan. Selanjutnya mereka putuskan untuk cari tempat seperti goa untuk berteduh serta menginap disana, “Ponsel kami mati. Kami cari goa yang sedikit besar untuk tempat berteduh serta menginap,” imbuhnya.

Pendaki gunung ijen tersesat copy
Photo: Sempat tersesat, dua remaja ini narasi mengenai pengalamannya
Setelah itu pada esok harinya mereka meneruskan perjalanan. Pada saat perjalanan sempat berhenti sebab terdapatnya kabut tebal yang terus mengikutinya di hari itu. Ke-2 pendaki itu makin cemas sebab tidak bawa logistik

“Bekal yang kami bawa serta cuma sisa dua teguk air di botol mineral, Kami menduga dengan telusuri sungai dapat sampai ke Paltuding secara cepat, tetapi – justru makin banyak jurang serta masuk rimba. Kami seperti diputer-puter begitu, kita tidak paham jalan ke arah pulang,” tuturnya.

Didapati keduanya disampaikan hilang semenjak Selasa (19/6/2018) serta diketemukan kira-kira jam 09.10 WIB, pada Rabu (20/6/2018). Dikabarkan keduanya pergi ke arah pucuk bersama dengan rombongan sekitar 16 orang temannya, pada Selasa pagi hari. Kira-kira jam 08.00 WIB korban terpisah, serta rombongannya telah turun sampai di Paltuding serta kembali pada tempat tinggalnya masing masing

Selanjutnya tahu dua temannya belum kembali kerumahnya, bagian keluarga kuatir serta terus kembali pada Paltuding serta menyampaikannya pada petugas menjaga, jika ada anggota keluarganya yang belum turun dari pucuk Ijen.

Selain itu, Kepala Tubuh Penanggulangan Musibah Wilayah (BPBD) Banyuwangi, Fajar Situasi selesai terima laporan, dari Team BPBD yang diturunkan untuk penelusuran ke-2 korban itu. Team kombinasi yang terbagi dalam anggota BKSDA, Banyuwangi SAR Independent, Polsek Licin, Koramil Licin, serta dibantu beberapa guide lokal ikut juga cari kehadiran ke-2 pendaki yang tersesat itu

Sesudah dikerjakan penelusuran oleh team kombinasi team dengan menyisir dikawasan lereng dam, lantas team memperoleh tanda-tanda kehadiran korban, sebab ada jejak kaki baru yang ke arah dam.

Pada akhirnya team sukses temukan kehadiran ke-2 korban kira-kira jam 09.10 WIB dalam kondisi selamat. Setelah itu korban dievakuasi ke posko pondok bunder serta diberi makanan dan minuman. Setelah itu keduanya bersama dengan team turun ke arah Paltuding, Selanjutnya oleh keluarganya, ke-2 korban yang sempat dipastikan hilang itu telah dibawa pulang ke tempat aslinya di Desa Temuguruh

Selain itu, beberapa pendaki yang lain menjelaskan, “memang benar bila disemua gunung tentu ada yang mbaurekso (yang berkuasa), jadi jangan sembrono jika mendaki gunung, sebagian besar gunung tentu ada narasi mistisnya, kita jadi pendaki harus hukumnya dengan menghargai alam serta jangan menyepelakannya,” jelas Adlin Mustika Alam

“Gunung adalah cerminan kehidupan, di perjalananya banyak pelajaran mengenai arti kehidupan lika liku curam dan sejuk serta indahnya alam. Bila kita menghormati alam, tentu alam semakin lebih menghormati kita,” ujarnya.