Viral! Cerita Tumbal Dua Nyawa Untuk Uang Pesugihan Rp 15 Miliar



Bagi aktor supranatural atau mereka yang suka dunia gaib, tentu pernah dengar uang gaib. Tetapi hampir dapat diyakinkan bila umumnya dari mereka tidak tahu darimanakah asal saran uang tidak kasat mata itu. Pertaruhan juga banyak muncul bersamaan jumlahnya isu ditengah-tengah warga berkaitan kehadiran uang gaib.

Memang seharusnya disadari bila asal mula uang gaib sampai sekarang belumlah ada persetujuan. Walau demikian, bisa diambil rangkuman biasa, bila uang gaib itu dibagi dua, yaitu uang gaib putih serta hitam. Di golongan supranaturalis, uang gaib hitam sama juga dengan hasil pesugihan atau ngipri. Karena penguasanya datang dari golongan siluman, setan atau serta iblis.

Untuk memperoleh uang gaib, aktor pesugihan harus lakukan ritual atau lelakon khusus. Ritual yang disebut jelas bukan secara menyenangkan, tetapi menyeramkan. Dapat lewat pengorbanan nyawa, misalnya istri, anak kandung atau saudara kandung. Ritualnya dikerjakan dalam tempat spesial serta terpencil, atau jauh dari keramaian.

Orang yang inginkan harta atau uang gaib tidak dapat mengerjakannya sendiri. Mereka harus manfaatkan mediator yang umumnya bertitel kuncen atau juru kunci beberapa tempat yang diakui ditempati siluman yang dapat dibawa kerja sama untuk datangkan uang gaib.

Akan tetapi, walau manfaatkan mediator, tidak langsung dana gaib itu akan ada sendirinya. Ada banyak ujian yang perlu dilewati. Serta bila meleset sedikit saja akan gagal serta menyebabkan fatal. Beberapa dari ujian itu ialah harus menjumpai siluman yang akan dibawa bekerja bersama.

Yang mengerikan, walau siluman itu telah bertukar fisik berbentuk hewan atau manusia, tapi memiliki bentuk tidak seperti hewan atau manusia biasanya. Contohnya hewan babi. Bisa babi siluman itu mempunyai taring yang benar-benar panjang dan suaranya yang memekakkan telinga atau baunya benar-benar busuk. Demikian pula dengan manusia, bisa jadi memiliki bentuk tidak sepenuhnya manusia, tapi separo hewan.

Saat pertemuan pertama ini, bila aktor pesugihan alami ketakutan akan langsung tidak berhasil. Lalu, bila menginginkannya ia harus melakukan ritual dari pertama yang tentu saja keluarkan uang untuk beli ubo rampe (sesajen) serta mahar sesuai dengan kesepakatan. Umumnya, pada ritual ke-2 ini, siluman yang ada bentuk fisiknya tidak seperti siluman yang pertama.

Bila pada ritual yang ke-2 ini aktor pesugihan masih ketakukan , maka dikatakan gagal serta demikian selanjutnya. Umumnya cuma aktor yang memiliki kemauan baja serta kemauan kuat yang dapat lakukan pesugihan ini. Serta, umumnya yang berani mengorbankan beberapa orang yang di cintai kesempatan berhasilnya tinggi. Karena, siluman yang ingin datangkan uang minta nyawa jadi alternatifnya.

“Uang yang disimpan di bank gaib itu umumnya uang curian. Uang itu cuma dapat direalisasikan jika ada tumbalnya. Tumbal yang paling ampuh ialah tumbal nyawa manusia serta umumnya langsung tokcer. Beberapa makhluk gaib memang simpan uang di bank gaib, seperti Nyi Ratu Roro Kidul, Dewi Lanjar atau Rara Kuning, Nyi Blorong serta masih banyak,” tutur Ustad Dul pada Surya Grage Online, Sabtu (16/11/2019).

Ustad yang tinggal di wilayah Wanasaba, Kabupaten Cirebon bercerita pengalamannya waktu berjumpa dengan orang yang ingin lakukan ritual pesugihan di salah satunya pantai di Yogyakarta. “Waktu itu, saya main di pantai di Yogya, cocok bertemu sama orang Arjawinangun. Saya fikir saling orang Cirebon jadi tidak ada kelirunya bercakap ngalor ngidul,” tuturnya.

Tetapi waktu diberi pertanyaan maksudnya ke pantai itu, lanjut Ustad Dul, rekan barunya ini, sebutlah saja Wardi, berkemauan cari pesugihan. Ustad Dul akui sempat terkejut, sebab Wardi nekat akan mengorbankan dua putranya jadi tumbal pesugihan. Dengan dua tumbal itu, dia akan memperoleh uang sebesar Rp 15 miliar.

“Saya terkejut serta sempat saya ingatin agar ngurungin kemauan buruknnya itu, tetapi ia sepertinya telah nekat. Saya rayu, kasian ma anak-anaknya yang tidak berdosa. Cuma ngejar dunia, sampe-sampe anak sendiri dikorbanin. Tetep saja ia tidak ingin mundur, jadi ya sudah saya dapat melakukan perbuatan apa,” katanya.

Sesudah lakukan komunikasi dengan kuncen, malam itu Ustad Dul lihat Wardi masuk satu gua tepi pantai untuk lakukan pertapaan. Lumayan lama pertapaan itu, sebab dikerjakan sampai aktor pesugihan berjumpa dengan makhluk yang diakui dapat datangkan uang gaib.

Selesai lakukan pertapaan, Wardi makin banyak diam serta selang beberapa saat, dia kembali pada Arjawinangun. Dari kuncen gua, Ustad Dul mendapatkan info bila pertapaan Wardi sukses, tetapi dia harus ikhlas kehilangan dua putranya yang akan jadikan tumbal pesugihan. Waktu eksekusi disetujui tidaklah sampai 1 minggu.

“Saya ingin tahu, pada akhirnya saya meminta ke kuncen untuk disandingkan dengan makhluk gaib yang konon dapat memberikan uang. Saya juga dianjurkan untuk masuk ke gua yang sama. Cocok tengah malem, saya ngeliat ada cahaya masuk dari atas gua, warna putih. Saya nantikan sampai cahaya itu bener-bener turun serta dekati saya. Sesudah bercakap, nyatanya yang dateng itu akui jadi Nyi Roro Kidul,” sebut Ustad Dul.

Disadari Ustad Dul, dianya sempat diberi pertanyaan arah hadir ke gua serta menyebut Nyi Roro Kidul. Sesudah diberitahu tujuan serta arah hadir ke gua, Nyi Roro kembali menanyakan tumbal apa yang akan diberi jadi substitusinya. Saat itu, Ustad Dul cuma menjelaskan, ia tidak ingin memberi tumbal apa saja, tetapi masih ingin uang yang barokah.

“Mendengar jawaban saja, Nyi Roro Kidul justru meminta saya agar ke Mbah Kuwu Cirebon saja. Jika ingin uang putih serta barokah, silahkan ke Mbah Kuwu, serta jangan minta kesini,” papar Ustad Dul menirukan jawaban Nyi Roro Kidul.

Pada akhirnya Ustad Dul juga pilih untuk pulang, kembali pada Cirebon. Satu pekan selanjutnya, dia mendapatkan berita bila dua putra Wardi alami kecelakaan jalan raya waktu akan pergi ke sekolah. Mereka berdua waktu berboncengan motor tertabrak mobil lantas wafat. Selang beberapa waktu selanjutnya, di ruang spesial yang telah disediakan Wardi berantakan uang nominal seratus ribu.

“Saya ditelepon teman yang kebetulan mengenal dengan Wardi, tuturnya dua anak Wardi wafat sebab kecelakaan. Saya hanya dapat diam. Kok ada ya orangtua yang tega numbalin anaknya karena hanya uang Rp 15 miliar. Saya percaya uang itu tidak akan barokah serta cepet habis,” tandas Ustad Dul.