Siapa kira di kaki Gunung Arjuno serta Gunung Ringgit Jawa Timur ada rumah istimewa bak istana. Beberapa pencinta alam sendiri belum pasti semua tahu kehadiran rumah kuno memiliki konsep masa kolonial jaman Belanda yang diberi nama Penginapan Kaliandra Sejati.
Rumah istimewa itu dibawah naungan Yayasan Kaliandra, satu yayasan yang beroperasi di sektor usaha perkebunan. Beberapa vegetarian, umumnya temukan sayuran memiliki loabel Kalindra.
Tempat rumah kuno yang ada di Dusun Gamoh Dayurejo, Prigen, Pasuruan cuma memerlukan waktu dua jam jika dilalui dari Surabaya atau Malang. Pasti perjalanan bisa dipotong manfaatkan kehadiran jalan Tol Surabaya-Pandaan.
Penginapan Kaliandra Sejati di Jawa TimurPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur. (Photo: Tagar/Adi Suprayitno).
Bila akan ke Kaliandra, warga bisa masuk lewat Gerbang Taman Safari atau lewat Taman Dayu. Dari sana tidak jauh untuk ke arah gerbang Kaliandra.
Rasa ingin tahu untuk selekasnya masuk ke gerbang Kaliandra akan menggelora saat telah masuk ke Taman Dayu, sebab pengunjung dapat lihat panorama alam mengagumkan ditambah lagi kehadiran wahana keluarga serta macam kuliner enak selama perjalanan.
Berdiri di atas tempat seluas 40 hektare, rumah memiliki konsep kolonial berwarna putih ini kelihatan istimewa menjulang serta dihiasi lansekap alam berbentuk Gunung Arjuno serta Gunung Ringgit berdiri tegap di belakang rumah kuno itu.
Jika dipikir tidak logis. Kan tidak ada angin masuk sebab tertutup semua. Tetapi pintu kamar mandi jedar....jedor.... sendiri.
"Keseluruhan luas dengan taman serta ruang lain ada 40 hektare. Sesaat bangunan cuma berdiri di atas tempat 1/2 hektar," kata Gues Relation Officer Kaliandra, Robi saat didapati Tagar pada Rabu, 2 Oktober 2019.
Rumah kuno ini bukanlah asli peninggalan kolonial Belanda, tetapi cuma tiruan yang dibuat oleh Atmadja Tjiptobiantoro yang baru bekerja tahun 2017 kemarin.
Rumah ini diresmikan seputar 12 bulan lantas oleh Dewi Soekarno, istri ke enam Presiden pertama RI Soekarno yang tinggal di Jepang.
Penginapan Kaliandra Sejati di Gunung ArjunoPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada Rabu, 2 Oktober 2019. (Photo: Tagar/Adi Suprayitno).
Atmadja yang disebut entrepreneur korek api merek jatmiko itu membuat penginapan Kaliandra persis dengan tempat tinggalnya yang ada di Jalan Gahar, Pasuruan. Bangunan ini mempunyai nilai historis.
"Memiliki rumah Pak Atmadja dilahirkan di Pasuruan. Waktu itu waktu Hindia Belanda. Saat itu rumah aslinya tahun 1880. Sekian tahun sebab berpindah-pindah hidupnya sebab usaha orang tuanya. Pada akhirnya dibuat rumah di sini (Kaliandra). Dibuat pada 2017," tutur Robi.
Pembangunannya tidak menyertakan arsitek, dikerjakan sendiri oleh Atmadja. Pria berumur 74 tahun itu juga dikenal jadi seorang drafter. Ide serta bagian ruang persis dengan rumah aslinya yang berdiri di Jalan Gahar.
Tidak cuma bagian bangunan saja, pernak-perniknya sama dengan di dalam rumah aslinya. Namun, pernak-pernik dibikin di Kaliandra. Seperti dalam keramik, menyengaja digunakan supaya kelihatan kuno seperti rumah aslinya.
Atmadja pesan spesial memiliki bahan dari teraso di perusahaan keramik di Jakarta. Terhitung mode atapnya, dengan mendatangkan seniman asli Pasuruan.
Penginapan Kaliandra Sejati di Kaki Gunung ArjunoPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (Photo: Tagar/Adi Suprayitno).
Dari demikian bagian ruang serta bangunan, ada ruangan pertemuan yang unik serta mengundang perhatian. Ruangan ini terdapat di paling belakang. Ruangan itu bisa mendengung, walau tidak menggunakan mikrofon.
Bila ada suara, dengan automatis akan mendengung dengan alami. Hal itu sebab unsur design bangunannya. Bentuk atap menyengaja dibikin berupa cekung seperti kubah. Di tengahnya menyengaja dikasih kotak kecil untuk bikin suara mendengung.
"Dahulu tuturnya, di masa Kolonial Belanda, manfaatnya seperti sound sistem. Jika ada tamu masuk, saat tuan-rumah memberikan sambutan bermakna suara dari ruangan tengah itu. Agar suaranya menggema. Agar yang memiliki rumah terlihat gagah sebab suaranya menggelegar," papar Robi.
Penginapan Kaliandra Sejati di Jawa TimurPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (Photo: Tagar/Adi Suprayitno).
Bila pengunjung memiliki hajatan besar, seni suara gamelan akan mengalun mendayu-dayu. Gamelan-gamelan ini adalah kualitas paling baik di Kaliandra, yang disebut pemberian dari Pakubuwono X.
Penginapan Kaliandra Sejati di Jawa Timur IPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (Photo: Tagar/Adi Suprayitno).
Kaliandra bukan sekedar menyuguhkan rumah kolonial saja, dan juga tampilkan tempat penginapan memiliki konsep kampung Jawa. Kampung-kampung ini berdiri dengan jarak 300 mtr. dari rumah kuno.
Buat pengunjung yang mempunyai rasa takut akan memandang perkampungan itu angker dalam pandangan pertama, sebab tempat tinggalnya berupa Joglo yang dikelilingi pohon beringin besar.
Belum juga masalah penerangannya, sebab setiap pojok menyengaja tidak dipasang lampu berwarna putih, justru menyala lampu kuno warna kuning, hingga kelihatan redup.
"Agar terlihat alami. Jika orang yang mempunyai rasa takut sedikit, justru kelak dipandang lebih angker ," katanya.
Jika ada asumsi Kaliandra angker, pengelola pastikan semuanya cuma satu pemahaman. Tetapi Robi tidak mengingkari, cukup banyak orang menyebutkan bangunan ini angker karena hanya banyak pohon besar yang memunculkan kesan-kesan menyeramkan.
"Walau tempat biasa tidak memiliki konsep kuno atau kurang penerangannya, jika ada pemahaman, masih disebut angker," katanya.
Pengunjung serta pengelola, menurutnya, selama ini belum pernah temukan hal yang termasuk ganjil. Rumah ini terlihat kuno sebab idenya memang seperti rumah kolonial. Karena itu orang yang biasa tinggal dalam tempat kekinian, saat coba menyambangi rumah kuno ini langsung bisa melihat tempat ini angker.
Penginapan Kaliandra di Jawa TimurPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (photo: Tagar/Adi Suprayitno).
Salah satunya pengunjung, Indra akui pernah dengar suara yang aneh waktu ia bergadang malam hari di kamar. Ia hadir dari Surabaya bersama dengan beberapa puluh partnernya untuk hadiri rapat kerja.
Malam itu waktu ia sedang hitung uang pesangon barisan kerjanya, terdengar suara ganjil di luar jendela kamar. Ia berasumsi itu ialah suara makhluk halus penunggu bangunan ini.
"Suara itu seperti ada orang di luar jendela, tetapi waktu tidak (saya) lihat tidak ada orang benar-benar di luar," katanya tercengang.
Pengalaman mistis dirasa pengunjung dari Surabaya, Gegeh. Saat itu ia lihat ada hal yang aneh waktu malam hari di kamarnya.
Gegeh lihat pintu kamar mandi tutup sendiri. Walau sebenarnya, pintu serta jendela kamar telah diyakinkan tertutup rapat. Hingga, tidak ada angin masuk di luar masuk ke ruang. Dalam kesendiriannya ia tidak terpikir untuk lari terbirit-birit keluar kamar cari rekan tidur.
"Jika dipikir ya tidak logis. Kan tidak ada angin masuk sebab tertutup semua. Tetapi pintu kamar mandi jedar....jedor....sendiri," katanya.
Gegeh tidak mempersoalkan terdapatnya insiden ganjil itu. Semua dia kira hanya perasaannya semata-mata. Rasa takutnya dapat diobati dengan pesona keindahan alam saat pagi hari.
Pemandangan mengagumkan serta segarnya embun pagi membuat ia ingin kembali liburan ke Kaliandra Resort di kaki Gunung Arjuno, Jawa Timur.