Siapa sih yang tidak tahu Dam Oongan. Dam yang tepatnya ada di Jalan Noja Saraswati, Kecamatan Denpasar Utara sekarang sudah disulap jadi ruang publik dengan nama Taman Lila Ulangun. Taman yang diresmikan oleh Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, Senin (16/12) lantas ini mempunyai jogging trek serta sarana publik yang lain.
Beberapa masyarakat Kota Denpasar mengetahui tempat ini jadi dam yang angker sekaligus juga ada nilai sejarahnya. Saat dijelajahi oleh seorang indigo, nyatanya tersingkap kisah yang benar-benar susah. Fondasi fundamen bendungan itu konon dibuat dari badan masyarakat lokal yang dibantai oleh penjajah Belanda, tidak hanya badan dari pasangan suami istri yang mengorbankan diri. Di bawah ini hasil penelusurannya:
1. Suami istri mengabdi pada Tuhan dengan mengorbankan diri supaya rakyatnya tidak kelaparan
Alkisah, dahulu ada seorang Raja dari Kerajaan Pemecutan namanya Cokorda Pemecutan. Dia mempunyai patih yang setia namanya Ki Sawunggaling. Satu waktu, persawahan di daerah Kerajaan Kesiman alami kekeringan, sampai membuat rakyatnya pindah ke arah Kerajaan Badung.Lantas dibuatlah aliran irigasi dengan membendung air sungai. Walau telah membuat bendungan, persawahan di daerah Kesiman masih kering. Ki Sawunggaling lantas lakukan semedi di wilayah Dam Oongan. Di sanalah dia memperoleh panduan dari Sang Hyang Widhi, jika harus membuat bendungan yang fondasi dasarnya dari manusia.
Tetapi sebab Ki Sawunggaling orangnya baik serta tidak berpikiran akan mengorbankan orang lain, dia pilih untuk mengorbankan diri jadi bentuk pengabdiannya pada Tuhan Yang Maha Esa. Sang istri juga dengan suka-rela turut mengorbankan diri.
Sejak suami istri ini mengabdi dengan mengorbankan diri, rakyat Kesiman tidak kelaparan sebab sawahnya tidak kering. Dari situlah bendungan ini diberi nama jadi Dam Oongan, yang berarti dam manusia.
2. Jembatan Dam Oongan dijaga oleh pasukan wajahnya monyet
Waktu lalu, team PM:AM, program horor komedi IDN Times, pernah mengeksplor Dam Oongan pada malam hari. Sesudah memperoleh izin dari pemangku ditempat, PM:AM mencari tempat itu, terhitung untuk ungkap narasi lampau dari bagian mata batin seorang indigo. Host PM:AM, Bayu Dewey, ialah anak indigo yang dapat lihat keadaan dam itu pada saat lampau.Dari ceritanya, jembatan Dam Oongan selebar seputar satu mtr. itu dijaga oleh pasukan manusia wajahnya monyet. Pasukan ini berjaga disana sebab Dam Oongan terhitung tempat suci yang jadikan jadi peribadatan umat Hindu.
3. Tidak cuma pasutri. Fondasi fundamen bendungan ini dibuat dari badan masyarakat ditempat yang dibantai oleh Belanda
Ada satu narasi lain yang jarang-jarang didapati oleh beberapa orang. Yakni bendungannya. Kata Bayu, dahulu bendungan ini masih dibuat dari batang-batang pohon serta batu. Tetapi demikian penjajah Belanda masuk ke daerah itu, penyangga-penyangga bendungan ini dirubah supaya lebih kuat. Beberapa orang Belanda yang tahu narasi pengorbanan suami istri dari masyarakat ditempat, malah manfaatkan cerita itu.Penjajah Belanda membuat narasi , jika bendungan ini akan makin kuat bila pondasinya dari badan manusia, sama dengan yang dikerjakan pasutri itu. Pada akhirnya, penjajah Belanda memakai tubuh-tubuh masyarakat ditempat yang dibantainya, jadi fondasi fundamen. Walau sebenarnya penjajah Belanda cuma ingin mengirit tempat pemakaman.
"Dasar-dasarnya itu orang. Korbannya Belanda begitu. Itu yang buat angker," tutur Bayu.
4. Ada kerajaan gaib di saluran sungai Dam Oongan
Pura Taman di luar ruang Dam Oongan mempunyai narasi sendiri. Konon, dari mata batin Bayu, tempat ini adalah gerbang ke arah kerajaan gaib. Patokannya ialah pohon besar yang ada di dekat Pura Taman. Kerajaan gaib ini telah ada sebelum kerajaan-kerajaan lain di Bali.Dari penilaian mata batin Bayu, pada jaman Ki Sawunggaling serta istri belum mengorbankan diri, warga seputar seringkali lakukan perusakan alam, mengeksploitasi lingkungan, serta melakukan perbuatan tidak terpuji di seputar sungai itu. Kerajaan gaib tidak suka atas tingkah itu. Hingga membuat saluran sungainya tidak lancar serta rakyatnya kelaparan.
Untuk menangani ini, Ki Sawunggaling serta istri pilih mengorbankan diri sesudah mendapatkan panduan, jadi pembayaran atas tindakan yang dikerjakan oleh warga seputar saat itu.
"Kita memang tidak nyebut tumbal. Tetapi dengan tidak langsung itu disuruh (Tumbal) untuk dapat lancarkan pengairan," tutur Bayu dalam siaran YouTube IDN Times.
Itu dia narasi angker Dam Oongan yang jarang-jarang didapati oleh beberapa orang. Kamu bisa yakin atau mungkin tidak mengenai penjelasan artikel ini. Tetapi ada satu hal yang pantas diambil pelajaran. Yakni kita harus mensyukuri, jika saluran sungai Dam Oongan itu masih deras, karena dedikasi Ki Sawunggaling serta istrinya. Kita harus menghargai tempat itu dengan tidak buang sampah asal-asalan, serta terus lakukan beberapa hal positif untuk kenyamanan semua umat manusia.