Merinding! Pengalaman Mistis Pendakian Gunung Gede

Pendakian Gunung Gede


Pengalaman tidak menyenangkan ini dikisahkan oleh seorang wanita pendaki yang bernama Asyria Putri. Kisahnya lantas disebarkan oleh account kelompok pendakian gunung di Instagram @mountnesia sampai menjadi viral. simak ceritanya dibawah!

Dada berasa turut sesak tanpa ada disadari dan tanpa ada disengaja, larut dalam cerita Putri yang ia katakan. Awalnya Putri serta rekan-rekan akan mendaki Gunung Gede melalui jalan Putri baru saja ini dari Cibinong. Dari cerita yang dikisahkan, awalannya tidak ada perasaan ganjil juga pemikiran jelek. Sampai datang di Surya Kencana, lembah indah di Gunung Gede, Putri belum juga menjumpai hal aneh.

Hari bertukar, Putri serta rekan-rekan merasakan telat untuk lakukan pendakian ke arah puncak Gunung Gede, namun putri dan rekan rekannya masih tetap semangat. Setibanya di puncak segalanya masih berasa normal untuk Putri, walau kabut turun, hingga tutupi panorama agung dari puncak gunung. Singkat kata mereka kembali lagi ke tenda serta putuskan untuk turun dari lembah Surya Kencana kira-kira jam 13.30 wib. Perjalanan tetap normal Putri rasakan, lantas berjumpa dengan tiga orang pendaki lain yang tengah memapah rekan perempuannya namanya Vina yang luka.

Mereka juga mengontak petugas untuk menolong Vina turun lebih cepat serta aman. Tetapi, petugas belum hadir sampai mereka juga harus beristirahat serta hentikan perjalanan sebab hujan turun cukup deras dibarengi petir serta kilat, ditambah hari yang mulai gelap, karena itu prima telah situasi terbentuk jadi semakin menakutkan. Kadang-kadang mereka mengobrol, Vina juga terus diarahkan perhatiannya supaya tidak melamun, tetapi nahas menerpanya. Badan Vina tiba-tiba jadi dingin, lemas, serta tidak sadar. Salah seorang kawannya langsung berupaya menyadarkan Vina, ditepuk-tepuk pipinya, sekalian memberikan keyakinan Vina mereka akan selekasnya datang dibawah, serta pulang. Vina sempat tersadar, tetapi tatapannya kosong, mukanya memutih, pucat kesi, pada saat yang bertepatan hujan semakin deras, petir menyambar-nyambar, Vina justru makin kronis, ia keluarkan suara aneh, tatapannya membuat siapapun yang lihat merasakan ingin lari secepat-cepatnya menjauhinya.


Tetapi tidak, Putri serta teman-temannya yang ada dalam tenda tidak lalu tinggalkan Vina seorang diri, mereka lalu membacakan doa-doa mengharap Vina tersadar. Terlepas dari Vina yang pada akhirnya sadar, masih ada lagi satu kawan Putri yang berlaku aneh, Dinda. Ia mulai muntah-muntah serta menangis sejadi-jadinya sembari tersenyum. Dinda juga sadar kembali sesudah 16 pendaki lain yang ada pada sebuah tenda itu membaca doa bersamaan.


Sesudah Dinda, kembali Vina cekikikan mendadak, membuat setiap orang yang berada di bawah tenda ingin ambil langkah seribu. Tetapi, di tengahnya Vina yang ketawa bak hantu kuntilanak, Dinda kembali menangis, singkat kata waktu dua pendaki wanita ini tersadar mereka juga cemas, ketakutan, serta meminta ingin selekasnya pulang, pendaki lain berupaya menentramkan. "Iya, jangan nangis, Din, hujan sudah surut, jangan cemas, bacaan doa ya, Din," sebut Putri.

Di perjalanan ke arah base camp, rombongan pendaki ini berjumpa dengan petugas, yang nyatanya justru geram sebab ada tenda yang dibuat di tepi track, serta meneruskan pendakian. Pada akhirnya rombongan masih turun, dengan sebagian orang terlebih dulu lakukan perjalanan untuk selamatkan Vina yang keadaannya belum juga konstan.


Sesaat rombongan terpecah jadi dua, rombongan tempat Putri ikut serta yang masih berada di perjalanan ke arah Pos 2, mendadak lihat hal yang mengagetkan. "Astagfirullahal'adzim!" teriak Putri. Pendaki lain yang satu rombongan juga cemas. Bertanya-tanya ada apakah kiranya yang terjadi. Nyatanya, Putri lihat ada gunungan sampah di track yang dilaluinya. Tetapi, mereka tidak bisa membawa sampah itu turun karena terlalu banyak, karena itu putuskan untuk memberi tahu petugas, setibanya dibawah. "Ya Allah!" Putri yang berada di barisan tengah kembali takjub, ia kembali lihat gunungan sampah kali ini dibawah pohon. Rasa ingin tahunya jadi membesar, sampai Putri memaksakan pendaki lain di belakangnya untuk menyorot senter mengarah sampah itu, tetapi sesudah diperjelas nyatanya tidak ada sampah satu juga, kosong.

Putri lalu makin takjub serta bertanya-tanya dalam pikirannya ke mana perginya sampah besar tadi ia lihat, apa kemungkinan tikus rimba? Ditengah-tengah perjalanan, mendadak Putri merasakan jari-jarinya kram, tetapi dengan tersisa tenaga yang dipunyainya, perjalanan masih diteruskan.

Setibanya di Pos 2, mereka beristirahat, merajang air, menyeduh kopi, serta membuat minuman penghangat badan lain. Nyatanya di Pos 2 telah ada dua orang pendaki tadi bekerja antar Vina ke base camp, tetapi tidak ada Vina bersama dengan mereka, sebab petugas yang sempat naik serta marah-marah sudah membawa Vina turun terlebih dulu.


Mendadak Putri merasakan sesak napas. Dadanya seperti terhantam bola basket keras, badannya lemas, teman-temannya cemas, serta pada saat bertepatan ia merasakan ukuran badannya mengecil, lebih kecil dari umumnya, serta dari rekan-rekan sekitar. Sampai selanjutnya Putri sadar karena doa-doa yang dipanjatkan. Sama seperti Dinda serta Vina, Putri yang sempat berteriak keras serta menangis tanpa ada dia ketahui juga bersikukuh meminta pulang serta keluar dari lokasi gunung.

Sebelum datang di Pos 1, mereka kembali di uji nyalinya. Ada seperti hantaman besar sampai membuat mereka bergoyang sesaat seperti sedang gempa. Diikuti salah seorang pendaki kejang sekalian melotot ke atas. Kembali dengan doa serta gantikan pakaian pendaki itu, ia juga sadar. Medan licin sisa siraman hujan meningkatkan ujian yang mereka harus mengmelawan untuk datang di base camp.

Putri konsentrasi pada jalannya, karena seringkali ia buang pandangannya, terdapat beberapa makhluk yang ia lihat, yang awalnya belum pernah ia temui. Waktu ke arah pos 1 serta hampir datang, nyatanya mereka salah jalan, serta malah ke arah jurang. Pada akhirnya putar balik perlahan-lahan sesudah pendaki lain teriak dari ujung bagian kanan mengaba-aba ada jurang di muka mereka.

Putri termenung. Mujur, setibanya di Pos 1, telah ada ojek yang dapat mengantarkan Putri serta Dinda sampai di base camp. Setibanya di base camp, mereka langsung ditenangkan, dikasih minum hangat, serta selimut. Tetapi, anehnya Vina tidak berada di tempat yang sama. "Untuk Vina serta dua orang temannya mudah-mudahan kita dapat berjumpa di perjalanan lain, aamiin. Untuk 8 pendaki lain rekan Vina, tolong perjalanan setelah itu jangan egois, jika naik bersama dengan, turun juga harus bersamanya. Ini jadi pelajaran bikin kita, supaya lebih perduli dengan rekan serta sama-sama," tandas Putri dalam ceritanya